Usia muda adalah usia di mana keadaan fisik masih prima, semangat masih membara, pikiran juga masih fresh. Demikian pula yang ada pada sosok muda bernama lengkap Nur Sholikun. Meski tak berbalut tubuh kekar, semangat berkaryanya hampir tak pernah padam. Kini, diusianya ke 31, capaian usaha mandiri telah ia raih. Dua orang karyawan setiap hari membantunya dalam menjalankan usaha jasa pencucian motor dan mobil/truk "PEY OTO CLINK".
Bukan jalan mudah untuk sampai pada capaian seperti sekarang ini. Lika-liku proses perjalanan usaha ia jalani. Mulai dari menjadi juru parkir di Pasar Legi Kacangan, kemudian mencoba mengadu nasib di pulau seberang, tepatnya di NTB. Merasa tak cocok dengan pekerjaan di NTB, ia memutuskan pulang ke kampung halaman. "Yaa... meskipun di NTB gajinya besar, biaya hidup juga tinggi, dan lagi tak nyaman hidup jadi buruh itu, mas", jelas anak muda yang akrab disapa PEY ini.
Jiwa wirausahanya terus berkobar. Namun, mimpi untuk memiliki usaha sendiri selalu kandas karena kendala permodalan. Pemuda yang lahir sebagai anak kedua dari tiga bersaudara dari pasangan Muhadi dan Sudarsih ini pun mencari terobosan untuk mengumpulkan modal. Skill di bidang otomotif yang ia miliki, ia manfaatkan dengan membuka bengkel sepeda motor bersama kerabatnya. Tak berjalan lama. Ia pun lantas nekat membuka lembar baru rintisan usaha mandiri.
Berbekal analisa sederhana, saat itu jumlah sepeda motor semakin banyak. Bisa dibilang, hampir setiap rumah warga memiliki sepeda motor. Dan seiring dengan peningkatan penghasilan masyarakat, berdampak pula pada gaya hidup mereka, yakni serba praktis, tak mau repot. Dalam hal ini termasuk pula urusan merawat dan menjaga kebersihan sepeda motor mereka. Peluang inilah yang ia tangkap dengan rintisan membuka jasa layanan cuci motor dan mobil.
Pada rintisan awal usaha ini ia jalankan seorang diri. Berbekal dengan kompresor yang dibeli dari uang simpanan, dan bangunan sederhana beratap asbes yang untuk membeli bahan material bangunannya ia musti pinjam koperasi, dengan cara pengembalian sistem angsuran. Ia betul-betul menjalankan usaha rintisan ini dengan menjaga kualitas layanan. Setiap ada komplain pengguna jasa, langsung ia respon dengan sigap. Tarif yang ia pasang juga relatif terjangkau masyarakat, untuk sepeda motor 7rb, mobil 25rb, dan truk 35rb.
Proses pencucian menggunakan standar operasional yang telah ia tentukan mulai dari penyemprotan, penyabunan, pembilasan, pengeringan hingga pemolesan yang mengutamakan mutu dan kepuasan pelanggan. Tak hanya itu, bila selama pencucian ia menemukan bagian-bagian yang tidak beres, ia langsung benahi. Bila ada spare part yang sudah tak laik pakai, ia sampaikan ke pemilik, bila pemilik motor menghendaki untuk menggantinya, ia tak segan menanganinya. Termasuk ganti busi, oli, ban dll. Kepuasan pelanggan menjadi pilihan utamanya.
Tak ayal, karena layanan primanya ini, kini setelah berjalan empat tahun, "PEY OTO CLINK" yang berlokasi sebelah utara musholla Al Huda Kacangan, Tambakrejo, Bojonegoro, tiap harinya tak pernah sepi dari pelanggan. Bahkan, bila ada salah satu karyawannya tak bisa masuk kerja, dan tak ada penggantinya, Pey lebih memilih tutup sementara. Ini semata karena ia ingin menjaga kualitas layanan cepat untuk setiap pelanggan, dan ini akan mendapat kendala bila jumlah tenaga pelayan tidak memadai.
Reporter : Imron Syafi'i
Tidak ada komentar:
Posting Komentar