Minggu, 26 Oktober 2014

Cah Kacangan bersama Prof. Dr.Pratikno, M.Soc.Sc (Mensesneg RI)

Cah Kacangan diskusi bareng Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc tentang program pembangunan Bojonegoro barat 
Sekilas profil Prof. Dr. Pratikno, M.Soc.Sc

Prof. Pratikno, M.Soc.Sc adalah Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta yang terpilih pada Maret 2012. Sebelum pemilihannya sebagai rektor, ia dinobatkan menjadi Guru Besar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM pada tahun 2010. Selama karirnya di dunia akademik, Pratikno banyak melakukan penelitian dalam politik lokal dan jaringan pemerintahan yang merupakan bidang keahliannya. Ia juga beberapa kali menjadi pembicara dalam workshop menjelang pemilu maupun pilkada.
Saat Prof. Dr. Pratikno diumumkan jadi Mensesneg RI

Pratikno dilahirkan di sebuah kampung terpencil di Desa Dolokgede, Tambakrejo, Bojonegoro, Jawa Timur, tahun 1962. Tepatnya 40 kilometer dari kota Bojonegoro, desa yang dikelilingi hutan jati dan pertanian tembakau ini baru dialiri listrik pada tahun 1994. Karena tidak ada satu pun gedung sekolah, bersama dengan 13 temannya, Pratikno harus bersekolah dengan menumpang di rumah seorang kepala desa. Masih ingat, saya sekolah SD itu tidak pakai sepatu. Dari 13 orang teman ini, hanya saya satu-satunya yang melanjutkan SMP, kenangnya.

Lokasi SMP yang berjarak 20 kilometer dari kampungnya, tidak lantas meluluhkan keinginan Pratikno untuk melanjutkan sekolah. Ia pun rela harus kost. Di usia SMP, saya terbiasa mandiri, masak sendiri. Tiap pagi bangun menghidupkan api di anglo untuk masak nasi, tapi untuk sayur dan lauknya saya beli di warung, seperti sayur asem dan lodeh, kata Pratikno yang masih ingat harga satu mangkok sayur kala itu seharga Rp 25.
Setelah lulus SMP, Pratikno pindah ke SMA Kota Bojonegoro dan lulus pada 1980. Kemudian, ia melanjutkan kuliah di Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Isipol UGM karena bercita-cita ingin menjadi sekda. Namun, nasib berkata lain. Ia justru diterima menjadi dosen di almamaternya dan melanjutkan pendidikan master serta doktor di Inggris. Jadi, saya pulang master dari Inggris, kampung saya belum ada listrik. Itulah yang membuat saya sedih kalau pulang, tuturnya.
Tahun 2005, Pratikno mendirikan LSM Ademos (Asosiasi untuk Demokrasi dan Kesejahteraan Sosial) untuk mengobati kerinduannya terhadap kampung halaman. Sebagai klangenan saya di kampung. Saya memfasilitasi sinau bareng. Minimal, saya tidak terlalu malu saat keluar rumah di kampung, katanya.
Gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan diperoleh Pratikno dari Fisipol UGM (1985), master di bidang administrasi pembangunan dari Uiversitas of Birmingham, Inggris (1991), dan Ph.D. dari Flinders University, Australia (1997). Moderator debat capres tahun 2009 ini belum lama diangkat Presiden RI sebagai tim seleksi anggota KPU dan Bawaslu. Ia juga diangkat oleh Gubernur DIY untuk menjadi anggota panitia Rencana Aksi Nasional HAM untuk Provinsi DIY.
Orang nomor satu di UGM ini banyak menulis artikel terkait bidang keahliannya, contohnya artikel yang berjudul “Seandainya Otonomi Tanpa Kerjasama dalam Kompleksitas dan Tawaran Format Kelembagaan” yang dipublikasikan pada 2007 dan “Mimpi Lama Yang Terus Hidup dalam Membangun NKRI dalam Membangun NKRI dari Bumi Tambun Bungai Kalteng” pada tahun yang sama. Beberapa artikelnya juga dimuat di harian setempat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar