Sabtu, 06 September 2014

KPK jalin kerjasama dengan Pedagang Ayam




Cah Kacangan | Panas matahari masih terasa, meski dibawah rindang pohon mangga di samping kandang milik Alim (pengurus KPK) namun tidak mengurangi proses diskusi antara pengurus KPK (ketua Juwadi dan Bendahara Alim) dengan pedagang ayam yang bernama Udin dari Kec. Sukosewu - Bojonegoro berjalan dengan gayeng (senin, 18 Nop 2013).

Sesekali mereka terdengar tertawa bersama tanda mereka sangat akrab meski baru saja kenal. Juwadi tampak antusias bercerita tentang perjalanan KPK yang baru saja berdiri di bulan Juni yang lalu, namun secara legal formal mendapat pengesahan dari Dinas Peternakan dan Perikanan Kab Bojonegoro pada bulan agustus 2013 yg lalu, kata Juwadi mengawali cerita.








KPK sudah dua kali panen ayam, pada periode pertama dan kedua kami menjual pada Pedagang Ayam dr desa Gading (Mbak Kus), namun saat ini pasar lagi lesu sedangkan ayam2 milik anggota sdh pada siap panen, kami kebingungan mencari pembeli yg mau membeli ayam kami secara rutin dan kontinyu (terus-menerus) sehingga kami tidak kesulitan lagi mencari pembeli, kata Juwadi menjelaskan.

"Wah kebetulan mas, saya sangat mengharapkan ada peternak ayam kampung dari wilayah Bojonegoro yg mampu menyediakan 50 ekor perhari. Saat ini saya masih kesulitan mencari, ya....dengan terpaksa saya mendatangkan ayam kampung dari Kediri, jika KPK mau dan mampu menyediakan ayam tersebut saya tdk akan mengambil ayam dari luar lagi", kata Udin yg tak kalah antusias.

"Belinya per-ekor apa dengan timbangan Mas Udin" kata Alim yang sdh tak sabar lagi ayamnya segra terjual.
"Kalau saya membeli ayam dengan timbangan mas (berat ayam hidup), kalau membeli dg sistem perekor peternak akan rugi, karena yg menentukan harga adalah pembeli saja, beda kalau kita membeli dg sistem berat badan ayam hidup, lebih fair karena harga ditentukan secara bersama-sama baik peternak maupun pembeli" kata mas Udin menjelaskan.

To the point aja mas, herga perkilo ayam hidup berapa....? Kata Alim yg sudah mulai penasaran.
"Saya bisa membeli harga saat ini Rp. 26.000,-/Kg. Namun jika harga ayam naik tetap kita naikkan sesuai harga ayam di Pasaran" kata Udin
"Waduh......kalau misal 28rb/kg gimana Mas, kata Ketua Juwadi, sebab populasi ayam di anggota kami ada sekitar 1500-2000 ekor perbulan, Insya Allah kami mampu menyediakan ayam kampung 80 ekor per dua hari sekali.

Waduh gimana ya....... Kata Udin. Sebab kami membeli dari para tengkulak ayam dengan harga 27 rb, bagaimana kalau saya samakan saja dengan para tengkulak dengan harga tersebut, kata Udin menawarkan.

Mendengar penawaran dari Udin tersebut Juwadi dan Alim segera merapat untuk mendiskusikan penawaran harga, setelah dihitung dg biaya operasional pakan dan lama waktu pemeliharaan akhirnya mereka sepakat dengan harga 27 rb dengan pengambilan tiap 2 hari sekali sejumlah 80 ekor.

Oke mas Udin kami sepakat dengar harga 27rb/Kg akan naik jika harga di pasar juga naik, pengambilan rutin ayam dimulai bsk hari Rabu, 20 Nopember 2013 sejumlah 80 ekor dan rutin tiap 2 hari sekali.

"Oke saya setuju mas, saya ikut bangga dengan anak2 muda di Desa ini yang dengan penuh semangat merintis sentra peternakan ayam kampung, saya akan bantu ikut memasarkan ayamnya. Saya iri dengan KPK karena saya membuat kelompok seperti ini di desa saya ternyata tidak jalan.
Sekali lagi saya ikut senang dan bangga....." Kata udin sambil berpamitan pulang. 


 (Aziz Ghozali)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar