Di garis waktu jelang Ramadhan
bersama para pegiat kemanusiaan
menyusuri hutan, jalan bebatuan, tanjakan terjal dan jalan menurun curam
menyisir jalan setapak diantara rerimbun kebun jagung
ada kesiap kulit jemari melepuh oleh ulat berbulu ketika tangan menyibak dedaunan
ada goresan luka kaki ketika terjerembab oleh medan yg tak ramah
Namun, semua luruh seketika
begitu simpuh raga renta itu di depan mata
ditingkahi jatuhnya buliran air mata dan senggukan tangis yg tertahan
Nafas sengal yg tak kunjung reda
kian menguatkan begitu beratnya alur hidup
yg musti wanita tua itu arungi
Janda tua hidup sebatang kara di tepian hutan belantara
Entahlah....gerimis hati ini tak kunjung bisa kusudah
sedangkan dalam hitungan jam, Ramadhan hendak menyapa bersama rangkuman bunga surga yg aroma mewanginya telah menjamah segenap jiwa ini
Hujan mengakrabi tanah liatpun turut menebar aroma yg memantik kesadaran tentang asal dan akan kembali semulanya raga ini
sembari kusematkan do'a untuk bidadari tua di tepian belantara
💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐💐
Tidak ada komentar:
Posting Komentar