Senin, 01 Januari 2018

Senja Mendebarkan di Hari Milad



Jam digital di atas dashboard menampilkan angka 15.55 saat gerobak besi mampir di SPBU Dander buat menuntaskan dahaganya. Tak jauh selepas dari SPBU, sekira 200 m menyempatkan belok ke halaman masjid Al Birru Pertiwi, ngantar anak-anak yang tadi sebagian belum nunaikan sholat Ashar. Sambil rehat sejenak di taman pelataran salah satu masjid besar dan terluas lahannya di Bojonegoro, menikmati semilir angin sore yang cerah.

Perjalanan kembali berlanjut menembus hutan kawasan wisata Kahyangan Api. Terlihat di langit belahan selatan awan hitam menggantung, siap menebar rahmat untuk makhlukNya di bumi. Sayup suara adzan Maghrib terdengar ketika memasuki desa Ngambon dengan penumpang tertidur semua, menyisakan satu anak yang masih terjaga.

Sedikit rasa lega begitu hampir sampai kembali di rumah, setelah seharian mendampingi anak-anak bimbel mengisi akhir liburan di pantura Tuban.

Namun, bayangan untuk segera mengurai penat buyar seketika. Saat senja temaram itu, ketika kendaraan tengah melaju dengan sedikit memacu kecepatan, memanfaatkan kondisi jalanan lengang dan tergesa agar tak sampai ketinggalan jamaah sholat maghrib di masjid. 


Tepat di pertigaan tugu depan Polsek Ngambon, sekonyong-konyong dari arah kiri atau barat nyelonong begitu saja motor yg dikendarai seorang pria paruh baya sedang memboncengkan kakek tua. Tanpa ngerem atau mengurangi kecepatan sambil tengok situasi jalan kanan dan kiri dahulu barangkali ada kendaraan lain. Spontan adrenalin melonjak bak terkena sengatan arus listrik extra high voltage (tegangan ekstra tinggi), jantung serasa berhenti berdegup, kaki reflek menjejak penuh pedal rem, tangan membanting setir ke kiri karena terlihat sepintas motor akan terus melaju ke samping kanan.

Allahu robbi...., ternyata pria itu justru lebih memilih menghentikan laju motor persis di tengah. Pandangan mata nanar antara yakin dan tak percaya bahwa tabrakan tak mungkin bisa dihindari. Diiringi lengkingan derit suara rem dan ban yang beradu gesek dengan aspal.



Pada menit mendebarkan, salah satu anak yang masih terjaga sempat melontarkan pekikan tertahan bersamaan dengan tubuhnya terlempar membentur jok mobil di depannya, efek rem mendadak. Gubrak...!!! 




Demikian halnya kondisi serupa dialami anak-anak lainnya yang semula dalam keadaan lelap, seketika terbangun, heboh dalam kondisi belum sepenuhnya sadar dan bingung tak tahu apa yang sedang terjadi.

Dalam situasi mencekam dan pikiran masih sadar, tapi sulit memprediksi dengan kalkulasi akal atas keselamatan diri, bibir ini memekikkan "Allaahu Akbarr....!!!" dengan segenap kepasrahan hati pada Rabb Penjaga keselamatan hambaNya, pemegang otorita hidup dan matinya segala yang bertebaran di muka bumi.

Begitu mobil terhenti dengan posisi agak melintang jalan, wajah ini tertegun, shock. Subhanallah.....di depan masih kutemukan pria itu dengan posisi motornya tinggal berjarak sekepal tangan dari bemper mobil. Ia tersenyum dengan ekspresi rasa bersalah sambil mengatupkan berulangkali kedua telapak tangan di depan wajahnya ke arahku. Isyarat permohonan maaf atas kelalaiannya di jalanan yang beresiko jiwa melayang. Lidah ini masih kelu, tak mampu sepatah katapun terucap menanggapi ungkapan maaf itu. Hanya seulas senyum dan lambaian tangan yang bisa kulakukan sebagai respon tanda permakluman atas kelalaiannya. Terselip harap, semoga peristiwa ini bisa ia jadikan pelajaran berharga sehingga lebih hati-hati dalam perjalanan.

Saat menuntaskan sisa perjalanan hingga ke rumah, sekelebat terlintas dalam memori pada peristiwa yang dialami istri beberapa waktu silam, persis di lokasi yang sama.

Waktu itu tabrakan keras tak terelakkan dialami istri saat pulang dari mengajar di SMKN Ngambon. Kronologinya sama persis, dari arah barat anak usia SMP yang baru seminggu belajar naik motor, berboncengan dengan temannya tanpa helm, motor bodong, juga nyelonong begitu saja tanpa lihat kanan kiri. Dalam tabrakan tersebut, istri terpelanting dan terkapar bersimbah darah tak sadarkan diri, tulang hidung retak. Motor juga rusak parah, body tertekuk di tengah, velg depan pecah. Sementara anak yang teledor tadi luka lecet-lecet dan mengeluh dada sesak berat. Kemngkinan luka dalam setelah menghantam bagian setir motor saat benturan keras.

Allahu Akbar....Alhamdulillah, Engkau masih menyelamatkan kami, melindungi hamba-hamba ini dan masih memberikan kesempatan untuk mampu menunaikan beragam amanah yang masih tertunda. Engkau masih mencurahkan Kasih SayangMu dengan cubitan peringatan melalui peristiwa tragis yang menghiasi hari miladku.

Bojonegoro, 1 Januari 2018

Tidak ada komentar:

Posting Komentar