Jumat, 24 Maret 2017

Pelatihan Jurnalistik Yasmiro Dibanjiri Pelajar

Usai waktu sholat Jum'at, tepatnya pukul 13.00 WIB (24/3/2017) puluhan pelajar SMKN Ngambon dan SMA PGRI memenuhi Balai Desa Kacangan, Kec. Tambakrejo, Bojonegoro. Siang itu Yayasan Mutiara Insani Bojonegoro (Yasmiro) menggelar Pelatihan Jurnalistik dengan menghadirkan narasumber Ahmad Muhajir, S.SosI, Wartawan majalah Gontor. Tak cuma pelajar, kalangan pemuda dari karang taruna Cakra desa Kacangan pun turut memadati acara tersebut.

"Pelatihan jurnalistik atau menulis ini diselenggarakan Yasmiro sebagai sarana pembekalan pengetahuan dasar menulis dengan baik pada era dimana informasi menjadi pilar penting kekuatan perubah sendi-sendi sosial, politik dan budaya masyarakat", papar A. Hasan Anshori, ketua Yasmiro.


Ia juga menambahkan, bahwa acara yang digelar bekerjasama dengan Pemdes Kacangan dan Karang Taruna Cakra ini digagas juga sebagai upaya untuk memoles SDM pelajar dan pemuda agar memiliki kemampuan untuk menginformasikan beragam potensi sekolah dan desa kepada masyarakat luas.
Narasumber selain membedah pengetahuan dasar tentang jurnalistik, juga membeberkan pengalaman-pengalaman serunya selama jadi jurnalis. Rupanya hal ini cukup bisa memancing keingintahuan peserta untuk bertanya lebih jauh tentang dunia jurnalistik. Bahkan yang sedianya acara diakhiri pukul 15.00, terpaksa molor hingga pukul 16.00 WIB untuk memberi kesempatan peserta menuntaskan pertanyaan, meskipun pada akhirnya ada beberapa peserta yang musti menyimpan kembali pertanyaannya karena waktu yang diberikan telah habis.
"Saya tertarik pelatihan ini karena pingin bisa menulis dengan runutan sistematika yang benar serta struktur bahasa yang menarik pembaca", ungkap M. Romeli, pelajar SMA PGRI asal Bondol, Ngambon.
Sisi lain yang tak luput dari perhatian peserta diantaranya masih munculnya stigma negatip terhadap profesi jurnalis. Seperti yang diungkapkan salah seorang pelajar SMKN Ngambon asal Desa Bandungrejo, Ngasem, Pipit Juni Krisdiana, "Bagaimana seharusnya dalam menyikapi pandangan sebagian masyarakat terhadap jurnalis yang faktanya masih ada juga yang menjadikannya sebagai alat untuk memeras pihak atau pejabat tertentu?".
Menanggapi pertanyaan bernada prihatin tersebut, narasumber mengungkapkan, bahwa fakta itu tak bisa dipungkiri dan itu adalah ulah oknum yang di profesi apapun potensi keberadaannya selalu ada. Karena itulah, seorang penulis tak cuma butuh modal kemampuan menulis secara baik, tapi juga harus diiringi komitmen, idealisme dan moralitas yang selaras dengan Islam. (Aha)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar